Jakarta, MCP – Industri pertahanan di Tanah Air kini semakin berkembang pesat. Terbukti, Indonesia kini sudah berhasil memproduksi pesawat tanpa awak untuk misi ‘bunuh diri’ alias drone Kamikaze yang ‘tenar’ akibat perang Rusia-Ukraina.
Perusahaan Indonesia yang mulai mengembangkan pesawat tersebut antara lain PT LEN (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero), dan PT Pindad (Persero).
Dalam gelaran pameran Indo Defence 2022, PT LEN memamerkan Weaponized Drone yang dikendalikan jarak jauh, untuk misi seperti pengintaian, patroli perbatasan, hingga pertempuran udara hingga darat.
Drone ini mudah dikendalikan karena menggunakan teknologi VTOL (Vertical take off landing) sehingga dapat diterbangkan dalam ruangan yang sempit. Dengan kecepatan maksimum 60 km per jam dengan jarak operasi 5.000 meter/ketinggian 900 meter.
Baca juga : Momen Menhan Prabowo dan Presiden Jokowi di Indo Defence 2022
Drone ini dapat dipersenjatai 60 mm bomb dan 5.56 mm assault rifle, dengan daya angkut mencapai 10 kilogram.
“Ini baru prototipe dulu, jadi nanti kalau sudah sampai level digunakan user harus ada upgrade. Secara konsep mampu membawa senjata sudah, dropping bom juga sudah,” kata Marketing Sales Army PT LEN Industri (Persero), Fendi Andriawan, dikutip CNBC, Sabtu(5/11/2022).
Fendi menargetkan drone ini dapat di jual di tahun depan. Saat ini PT LEN Industri masih melakukan sertifikasi untuk produk tersebut.
Drone Daya Ledak Tinggi dan Drone Bunuh Diri
PT Pindad juga tengah mengembangkan weaponized drone multifungsi yang bernama Rupell Bomber. Model ini lebih besar dan menggunakan tipe VTOL, dengan bentangan sayap mencapai 3,9 meter.
Adapun beban angkut yang bisa di bawa oleh Drone ini mencapai 10 kg, dengan jarak operasi lebih jauh mencapai 50 km, dan daya tahan baterai mencapai 180 menit.
Drone multifungsi dari Pindad ini tidak hanya membawa bom GMO 81 MM atau GMO 60 MM melainkan juga menjadi pengangkut Kamikaze Drone seperti yang digunakan dalam perang Ukraina dan Rusia, buatan Iran.
Kamikaze Drone yang juga diproduksi di PT Pindad bernama Minibe. Dengan kemampuan jarak terbang mencapai 25 km dengan kecepatan 250 km per jam.
Drone ‘bunuh diri’ ini memiliki daya ledak yang besar dan biasanya dikawinkan dengan Rupell Bomber untuk peluncuran jarak yang lebih jauh.
Baca juga : Dihormati Dunia, Prabowo Subianto Jadi Presiden Indonesia Lebih Baik
Senior Development Product and Process Development of Ammunition Innovation Division PT Pindad Saraswaty, menjelaskan produk multirole weaponized drone yang ditampilkan masih dalam tahap prototipe, sehingga belum dapat di jual.
“Ini masih pengembangan (Rupell Bomber dan Minibe) dalam pengembanganya tapi sudah berkomunikasi dengan user kami seperti TNI responnya juga baik sehingga kita merasa didukung dalam pengembangannya,” kata Saraswaty.
Namun sampai saat ini Drone dari Pindad belum ada yang dijual. Sehingga saat ini masih mengejar tahap pengembangan drone saat ini.
Saraswaty menjelaskan drone Ruppell ini untuk Ammunition droping dengan seperti bom untuk menjangkau tempat yang sulit. Selain itu juga bisa mengangkut dan meluncurkan Kamikaze Drone.
“Bisa nempel rifle juga Kamikaze Drone dimana drone itu sifatnya menjadi seperti misil. Karena di dalamnya bisa ditambahkan explosive material dengan batasan 0,8 kill TNT atau RDX,” Jelasnya.
Berita lainnya :
- Turis Asing Asal Polandia Kemping Ditepi Pantai Purnama Ngamuk Saat Ditegur
- Pasukan Muslim Pernah Kepung Benteng Yahudi Di Wilayah Khaibar
- Kepala BIN Budi Gunawan : Aura Pak Jokowi Pindah ke Pak Prabowo
- KPK Jelaskan Tersangka Baru Kasus Korupsi Pembangunan Stadion Mandala Krida Yogyakarta
- Ketua MPR Bambang Soesatyo Tak Yakin Nasib Kota Negara (IKN) Nusantara, Setelah Presiden Jokowi Berakhir 2024
Drone Jarak Jauh MALE Elang Hitam
PT Dirgantara juga masih mengembangkan Drone Medium Altitude Long Endurance (MALE) pesawat tanpa awak. Dimana drone ini bisa digunakan untuk misi pengintaian, deteksi target, SAR Payload.
Drone ini memiliki kapasitas angkut raksasa mencapai 300 kg, dengan kemampuan terbang mencapai 250 kilometer. Juga kemampuan daya tahan operasi mencapai 24 jam.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta mediacyberpendidikan.com +62 821-2071-2031 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
