Singapura Kasih Sinyal Tidak Menyenangkan, Warning Ekonomi

Media Cyber Pendidikan Media Cyber Pendidikan
0 0
Read Time:2 Minute, 44 Second

Jakarta, MCP – Singapura membawa kabar buruk. Negara ini memperingatkan bahwa pertumbuhan ekonominya dapat melambat hingga tahun depan.

Hal ini karena lemahnya pasar ekspor utama termasuk Amerika Serikat (AS), Eropa dan China. Belum lagi kenaikan suku bunga dan hambatan akibat perang Rusia dan Ukraina.

Di 2022, kementerian perdagangan memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 3,5%. Namun di 2023, ekonomi akan turun menjadi 0,5 hingga 2,5%.

Baca juga : Ngeri! Menkeu Bawa Kabar Buruk Nih soal Ekonomi

“Prospek permintaan eksternal Singapura semakin melemah karena prospek yang lebih lemah untuk ekonomi zona euro di tengah krisis energi, serta China karena terus bergulat dengan wabah Covid-19 yang berulang dan penurunan pasar properti,” kata kementerian itu, Rabu (23/11/2022).

“Tingkat pertumbuhan di sebagian besar ekonomi utama diperkirakan akan moderat lebih jauh dari level 2022, dengan proyeksi perlambatan tajam di AS dan zona euro,” tambah kementerian.

Baca juga : KAI Bakal Ganti Kursi Tegak Kereta Ekonomi usai Viral Keluhan Warganet

“Gangguan pasokan global kemungkinan akan berlanjut hingga 2023 karena perang di Ukraina berlarut-larut, meskipun tingkat dan frekuensi gangguan diperkirakan akan berkurang,” tutupnya.

Inflasi

Sementara itu, inflasi Singapura mulai melandai dan meninggalkan rekor tertingginya dalam 14 tahun. Singapura mencatatkan inflasi sebesar 6,7% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Oktober 2022, turun dari bulan sebelumnya sebesar 7,5% yoy.

Berdasarkan data resmi yang dirilis Rabu, inflasi Oktober itu juga lebih rendah dari proyeksi para ekonomi sebesar 7,1% yoy.

Baca juga : Sri Mulyani: Ancaman Resesi Ekonomi Sampai 2023, Kita Harus Waspada

Biaya transportasi tercatat melandari dari 6% menjadi 3,2%, pun perumahan yang turun dari 6% menjadi 5,9% serta pendidikan yang melandai dari 2,1% menjadi 2%.

Adapun, biaya makanan masih mencatatkan kenaikan sebesar 7,1%. Ini tertinggi sejak Oktober 2008.

Secara bulanan (month-to-month/mtm), Singapura mencatatkan deflasi 0,4%, berbalik dari inflasi sebesar 0,4% pada bulan sebelumnya. Sementara itu, inflasi inti Singapura, yang tidak termasuk harga bergejolak juga turun dari 5,3% yoy pada bulan lalu menjadi 5,1% yoy pada Oktober 2022.

Inflasi tersebut berada di bawah ekspektasi sebesar 5,3% yoy. Meskipun melandai, inflasi inti diproyeksikan masih akan tetap tinggi dalam beberapa kuartal berikutnya.

Baca juga : Presiden Rusia Putin Tetap Tak Datang KTT G20 Bali, Walaupun Presiden Jokowi Datang Duluan Ke Rusia

“Inflasi Inti diproyeksikan akan tetap tinggi dalam beberapa kuartal berikutnya sebelum melambat lebih nyata di semester II-2023 karena pengetatan di pasar tenaga kerja domestik mereda dan inflasi global moderat,” kata Otoritas Moneter Singapura (MAS) dan Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI), dikutip dari Channel News Asia (CNA).

Berita lainnya :

Untuk 2022 secara keseluruhan, inflasi diperkirakan rata-rata sekitar 6%. Inflasi inti sekitar 4%.

“Harga komoditas energi dan pangan telah mencapai puncaknya di awal tahun, tetapi tetap tinggi mengingat kendala pasokan yang sedang berlangsung,” tambahnya.

(sef)


Media Cyber Pendidikan / www.mediacyberpendidikan.com

Kita semua turut berduka, atas apa yang dialami oleh saudara-saudara kita di area gempa Cianjur. Mari bantu mereka dengan apapun kita mampu, bantuan doa dan donasi akan sangat bermanfaat bagi mereka.


MCP News Flash/Play on Youtube

Ayo Kita Perduli Anak-Anak Indonesia Tetap Sekolah

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta mediacyberpendidikan.com +62 821-2071-2031 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Peringkat: 3 dari 5.
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Next Post

3 Orang Cegat Mobil Bantuan Gempa Cianjur, Ditangkap dan Minta Maaf

Jakarta, MCP – Sebanyak tiga warga Kampung Kabandungan, […]

Like, Subribe, & Coment Now