Port Vila, MCP – Vanuatu sedang menyusun rencana untuk merelokasi puluhan desa dalam dua tahun ke depan karena terancam tenggelam akibat naiknya permukaan air laut.
Hal tersebut disampaikan Menteri Perubahan Iklim Vanuatu Ralph Regenvanu kepada AFP, Kamis (1/12/2022). Regenvanu mengatakan, menangani dampak pemanasan global merupakan tantangan besar yang dihadapi Vanuatu.
Sebanyak 300.000 penduduk Vanuatu tinggal di gugusan kepulauan yang terbentang antara Australia dan Fiji, sebagaimana dilansir AFP.
Baca juga : Rusia ke Jokowi: Terimalah Belasungkawa Saya yang Sedalam-dalamnya Prihal Gempa Cianjur
Regenvanu mengatakan, tindakan yang pasti adalah merelokasi para warga yang telah lama tinggal di daerah pesisir. Pasalnya, perubahan iklim mendorong permukaan laut lebih tinggi dan memicu badai yang lebih ekstrem.
Dia mengatakan, Pemerintah Vanuatu telah mengidentifikasi puluhan desa di daerah berisiko untuk dipindahkan dalam 24 bulan ke depan.
Baca juga : Deddy Yevri Sitorus “Jangan Demi Ambisi Kekuasaan dan Materi, Relawan Jokowi Melakukan Manuver”
Selain itu, beberapa permukiman lain juga telah dialokasikan untuk dipindahkan dalam jangka panjang. “Perpindahan populasi akibat iklim adalah ciri utama masa depan kita.
Kita harus siap menghadapinya dan merencanakannya sekarang,” kata Regenvanu. “Ini akan menjadi tantangan besar dan tragedi besar bagi banyak orang yang harus meninggalkan tanah leluhur mereka untuk pindah ke tempat lain, tapi itulah kenyataannya,” ujar Regenvanu.
Negara kepulauan Pasifik dataran rendah, seperti Vanuatu, sudah mengalami dampak perubahan iklim. Setengah dari populasi Vanuatu terkena dampak ketika Topan Pam menghantam Ibu Kota Vanuatu, Port Vila, pada 2015.
Bencana tersebut menewaskan belasan orang, merusak pertanian, dan menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal. Vanuatu termasuk salah satu negara yang paling rentan terhadap bencana alam seperti gempa bumi, kerusakan akibat badai, banjir dan tsunami, menurut tahunan dari World Risk Report.
Berita lainnya :
- Cara Hidup Lebih Tenteram, Katakan Selamat Tinggal “Gelisah”
- Mahasiswa Keluhkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang Ancam DO, Selain Cuti Kuliah
- Turkey Diterjang Gempa Berkekuatan 7,7 Magnitudo, Update 126 Orang Tewas dan Porak Porandakan Bangunan
- Ekonomi Indonesia 2022 Tumbuh Tertinggi Sejak 2013
- Konser Dewa 19 Ahmad Dhani Tidak Mau Sapa Pak Prabowo,” Nanti Dibilang Politis”
Negara-negara Pasifik lainnya juga ingin memindahkan para warga yang terancam, termasuk Fiji di mana belasan desa direncanakan untuk dipindah karena dampak krisis iklim.
Para ilmuwan memperkirakan permukaan laut di Pasifik akan naik antara 25 hingga 58 Sentimeter (Cm) pada 2050. Perkiraan tersebut merupakan prediksi yang menghancurkan bagi Vanuatu, di mana sekitar 60 persen populasinya tinggal dalam jarak 1 Kilometer (Km) dari pantai.
Sumber AFP
Media Cyber Pendidikan / www.mediacyberpendidikan.com
Kita semua turut berduka, atas apa yang dialami oleh saudara-saudara kita di area gempa Cianjur. Mari bantu mereka dengan apapun kita mampu, bantuan doa dan donasi akan sangat bermanfaat bagi mereka

MCP News Flash/Play on Youtube
Ayo Kita Perduli Anak-Anak Indonesia Tetap Sekolah

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta mediacyberpendidikan.com +62 821-2071-2031 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.