
Grobongan, MCP – Ribuan rumah di tiga kecamatan di Grobogan terendam banjir dengan ketinggian 70 cm hingga 2 meter akibat meluapnya Sungai Lusi. Ratusan kepala keluarga (KK) terisolasi, karena menolak untuk mengungsi.
Mereka tetap memilih bertahan di rumah meski desa dikepung banjir selama tiga hari sejak Sabtu (31/12). Selain itu banjir juga memutuskan akses jalan utama menuju beberapa desa.
Dengan menggunakan perahu karet, tim relawan menyusuri genangan banjir setinggi 1,5 hingga 2 meter yang menggenangi jalan menuju dusun Ngampel, Desa Mayahan, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan.
Baca juga : Presiden Jokowi Putuskan Cabut PPKM, Masyarakat Tetap Waspada Penyebaran Covid-19
Relawan yang sudah berada di lokasi banjir terus memantau perkembangan banjir dan kurang lebih lima ratus jiwa warga Dusun Ngampel yang masih nekat bertahan di rumah masing-masing.
Jika sewaktu-waktu kondisi banjir sangat darurat, maka tim relawan akan melakukan evakuasi warga ke tempat aman yang sudah didirikan oleh tim relawan. “Ada empat titik banjir di Desa Wayahan yang sejak tiga hari lalu masih menggenangi rumah warga.
Ketinggian banjir di jalan desa saat ini mencapai dua meter sehingga warga tidak bisa beraktivitas dan tetap memilih tinggal di dalam rumah,” kata Zaeni, kepala Dusun Ngampel.
Warga mengaku sudah terbiasa dengan kondisi banjir yang selalu merendam desa berhari-hari. Mereka juga sudah menyediakan stok makanan sendiri di rumah untuk kebutuhan selama tiga hingga satu minggu.
Baca juga : Kena PHK, Orang Indonesia Kurang Piknik
Empat dusun di desa Mayahan yang terendam banjir hingga saat ini adalah Dusun Ngampel, Ngasinan, Kayen dan Sumberjo. Sementara itu di Desa Karanganyar, Kecamatan Purwodadi, Grobogan, banjir juga merendam ratusan rumah warga dengan ketinggian mencapai 70 sentimeter.
Warga juga memilih bertahan di rumah. Beberapa warga dan pemuda desa terlihat berjaga di setiap titik jalan masuk desa untuk mengantisipasi adanya tindak kejahatan.
“Tokoh masyarakat Desa Karanganyar bersama pemuda lainnya telah melakukan penjagaan selama tiga hari secara bergantian,” kata Edi Sucipto, dikutip Inews, Selasa (3/1/2023).
Selain merendam rumah, banjir juga merendam beberapa fasilitas sekolah sehingga seluruh siswa terpaksa diliburkan hingga waktu yang tidak ditentukan.
Berita lainnya :
- Turis Asing Asal Polandia Kemping Ditepi Pantai Purnama Ngamuk Saat Ditegur
- Pasukan Muslim Pernah Kepung Benteng Yahudi Di Wilayah Khaibar
- Kepala BIN Budi Gunawan : Aura Pak Jokowi Pindah ke Pak Prabowo
- KPK Jelaskan Tersangka Baru Kasus Korupsi Pembangunan Stadion Mandala Krida Yogyakarta
- Ketua MPR Bambang Soesatyo Tak Yakin Nasib Kota Negara (IKN) Nusantara, Setelah Presiden Jokowi Berakhir 2024
Akses utama penghubung beberapa desa dan akses menuju Kota Purwodadi juga terendam banjir. Beberapa kendaraan yang melintas harus berjalan ekstra hati-hati agar tidak terseret arus banjir.
Warga berusaha memberikan rambu-rambu pembatas jalan dan pertolongan kepada pengendara yang terjebak macet di arus deras yang menggenangi jalan desa.
(Aa)
