
Jakarta, MCP — Polisi menyebut kemacetan di Jakarta sudah kembali seperti sebelum pandemi Corona atau COVID-19 terjadi. Bagaimana datanya?
Data tingkat kemacetan Jakarta bisa dilihat salah satunya lewat situs TomTom Traffic Index yang secara rutin membuat daftar kota termacet di dunia tiap tahunnya. Situs tersebut juga menyajikan data kemacetan secara harian.
Dilihat, Sabtu (28/1/2023), tingkat kemacetan Jakarta sepekan terakhir meningkat jika dibanding pada hari yang sama di tahun 2021. Kemacetannya juga mendekati tingkat yang sama pada 2019.
TomTom menyatakan data kemacetan itu dihitung berdasarkan garis dasar per kota dengan menganalisis waktu tempuh aliran bebas semua kendaraan pada seluruh jaringan jalan selama 24 jam setiap harinya. Informasi tersebut diklaim memungkinkan TomTom untuk menghitung, misalnya, berapa banyak waktu ekstra yang akan dihabiskan pengemudi di lalu lintas selama jam sibuk di kota-kota di dunia.
Baca juga : Jadi Urutan Pertama Terbaik Sekolah Swasta dari 10 Sekolah Negeri lainnya di Jakarta Pusat
“Kami melakukan perhitungan untuk semua jam setiap hari, sehingga Anda dapat melihat tingkat kemacetan kapan saja di kota mana pun, termasuk jam sibuk pagi dan sore hari,” tulis TomTom.
“Data Indeks lalu lintas kami berasal dari komunitas kami yang berkembang dengan lebih dari 600 juta pengemudi, yang menggunakan teknologi TomTom di perangkat navigasi, sistem in-dash, dan ponsel cerdas di seluruh dunia,” sambung keterangan di situs Tomtom.
Berikut data kemacetan Jakarta sepekan terakhir jika dibandingkan pada hari yang sama di tahun 2019 (sebelum pandemi Corona) dan 2021 (saat pandemi Corona sudah terjadi):
Minggu, 22 Januari 2023
Tingkat kemacetan tertinggi terjadi pada pukul 17.00 WIB, yakni 40%. Pada hari dan jam yang sama di tahun 2021, tingkat kemacetan Jakarta berada di angka 34%. Sementara pada 2019, tingkat kemacetannya 48%.
Baca juga : Menteri Perhubungan Digugat Rp92,6 Miliar ke PTUN Jakarta
Senin, 23 Januari 2023
Tingkat kemacetan tertinggi terjadi pada pukul 17.00 WIB, yakni 37%. Pada hari dan jam yang sama di tahun 2021, tingkat kemacetan Jakarta berada di angka 67%. Sementara pada 2019, tingkat kemacetannya 79%.
Selasa, 24 Januari 2023
Tingkat kemacetan tertinggi terjadi pada pukul 18.00 WIB, yakni 69%. Pada hari dan jam yang sama di tahun 2021, tingkat kemacetan Jakarta berada di angka 55%. Sementara pada 2019, tingkat kemacetannya 82%.
Rabu, 25 Januari 2023
Tingkat kemacetan tertinggi terjadi pada pukul 18.00 WIB, yakni 78%. Pada hari dan jam yang sama di tahun 2021, tingkat kemacetan Jakarta berada di angka 58%. Sementara pada 2019, tingkat kemacetannya 84%.
Baca juga : Tamara Bleszynski Terus Hadapi Masalah Warisan di Cipanas dan Cianjur
Kamis, 26 Januari 2023
Tingkat kemacetan tertinggi terjadi pada pukul 18.00 WIB, yakni 77%. Pada hari dan jam yang sama di tahun 2021, tingkat kemacetan Jakarta berada di angka 57%. Sementara pada 2019, tingkat kemacetannya 85%.
Jumat, 27 Januari 2023
Tingkat kemacetan tertinggi terjadi pada pukul 18.00 WIB, yakni 86%. Pada hari dan jam yang sama di tahun 2021, tingkat kemacetan Jakarta berada di angka 62%. Sementara pada 2019, tingkat kemacetannya 98%.
Sebelumnya, Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengatakan situasi kemacetan lalu lintas di DKI Jakarta sudah seperti masa sebelum pandemi COVID-19. Kondisi ini bisa dilihat melalui persentase indeks kemacetan di Jakarta.
Berita lainnya :
- Kaesang Pangarep Resmi Masuk PSI, Penyerahan KTA Langsung oleh Giring
- Kepsek SD Negeri Cibeureum Lawan Wali Kota Bogor Bima Arya
- Tim Pemenangan Anies-Cak Imin Umumkan Nama Tim Pemenangan Baja
- SBY Nyanyikan Lagu,Prabowo Asyik Berjoget ‘Kamu Nggak Sendirian’ di Rapimnas PD
- Partai Demokrat Resmi Usung Ketum Gerindra Prabowo Subianto Balon Presiden 2024
Hal itu disampaikan oleh Latif saat mengikuti rapat kerja bersama Komisi B DPRD DKI Jakarta pada hari ini. Latif awalnya membeberkan indeks kemacetan pada 2019 atau masa sebelum pandemi COVID-19 menghantam RI sebesar 53%.
“Pada 2019, Jakarta indeks kemacetan sudah 53 persen. Tentunya kalau udah di angka 50 persen sudah sangat mengkhawatirkan. Apalagi di angka 50 persen, di angka 40 persen (saja), Jakarta itu sudah tidak aman,” kata Latif, Selasa (23/1).
(hd)
